top of page
Search

Cerita Dibalik Lukisan Soekarno

  • Writer: Museum Baladaturanga
    Museum Baladaturanga
  • Oct 14, 2022
  • 2 min read

Di sebuah pojok di Museum Bala' Datu Ranga, terdapat sebuah lukisan yang selalu menarik perhatian pengunjung. Lukisan tersebut didominasi warna jingga kemerahan seperti nyala api yang menyimbolkan semangat. Ukuran piguranya yang besar sekitar 1,2 meter x 1 meter juga turut mendukung pesan yang ingin disampaikannya. Warna dan ukuran lukisan, bisa jadi hanya sebagai pendukung semata, namun yang menjadi inti dari lukisan ini adalah sosok yang ada dalam figuranya. Soekarno, ya sosok Soekarno. Putra Sang Fajar, Bapak Revolusi Kemerdekaan Indonesia, dan Sang Proklamator adalah sedikit dari julukan beliau. Daya tarik lukisan ini adalah sosok Soekarno yang dilukis setengah badan, menatap ke depan dengan kopiah hitamnya yang khas. Bagaimana lukisan ini berada di Museum Bala' Datu Ranga? Inilah hasil kajian yang kami lakukan atas salah satu koleksi museum kami.



Meski Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, tidak semua wilayah yang sekarang menjadi bagian dari NKRI serta merta ikut bergabung. Kesultanan Sumbawa sendiri pada saat itu berada dibawah pemerintahan Sultan Muhammad Kaharuddin III yang memerintah Sumbawa pada tahun 1931 - 1959. Berita proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak serta merta dengan seketika diketahui oleh seluruh wilayah di kepulauan Nusantara karena sarana komunikasi yang belum memadai seperti saat ini. Sehingga, berita proklamasi dibawa oleh para kurir untuk disampaikan kepada para penguasa di daerah-daerah, termasuk di Sumbawa.


Menurut keterangan dari salah satu putra dari Datu Ranga Abdul Madjid Daeng Matutu, lukisan ini diterima oleh ayahnya, saat beliau menjabat sebagai perdana menteri (Ranga) Kesultanan Sumbawa. Lukisan ini dibawa oleh seorang utusan dari Yogyakarta (saat itu menjadi ibukota Republik Indonesia sebagai sebuah hadiah atau souvenir dari Bung Karno. Konon, lukisan tersebut dibawa dalam bentuk gulungan yang berukuran lebih dari satu meter dan terdapat tanda tangan pelukisnya yaitu Basuki Abdullah. Lukisan Soekarno ini tidak hanya dimiliki oleh Datu Ranga Abdul Madjid Daeng Matutu, tetapi juga dimiliki oleh Sultan Salahuddin dari Bima.


Pengiriman lukisan sebagai tanda mata ini bisa dikatakan sebagai upaya diplomasi politik dari Bung Karno, kepada para raja dan sultan di seluruh Nusantara untuk bergabung dengan perahu besar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lalu, mengapa lukisan ini ada pada Datu Ranga? Karena pada saat itu Datu Ranga Abdul Madjid Daeng Matutu merupakan perdana menteri yang mewakili Sultan Sumbawa untuk menjalankan roda pemerintahan, karena Sultan pada saat itu berada di Makassar sebagai Ketua Parlemen Negara Indonesia Timur. Begitulah cerita dibalik lukisan Soekarno di Museum Bala' Datu Ranga.

 
 
 

Comments


bottom of page